Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2011

Melihatmu Meninggalkan Aku

Malahan!  Hadehhh!!

Relung

Bweh! Kesiangan! Benar aku kesiangan. Terlalu siang bahkan, Tapi tak mengapa, perubahan dan pergeseran alur matahari bukan jadi penghalang. Aku harus berangkat. Tempat itu riuh. Tempat biasa aku duduk dengan meniup secangkir kopi panas. Ku putuskan pindah ke sudut yang lain. Ku pesan kopi dan menghajar mulut dan jantungku dengan segelas nikotin. Kantuk luar biasa ternyata tidak mempan ketika kopi mengguyur darah ini. Sejenak ku pilih tertidur. Biar segar biar kembali normal.

Romantisme Kapal Pecah

Kamu bilang pemandangannya jelek. Aku bilang tinggal bagaimana melihatnya. Ku bilang itu indah. Kau mempertanyakan alasannya. Ku jawab karena mataku terlanjur buta oleh bibir tipis bergincu itu ataukah mata hatiku yang keterlaluan mengkonsumsi wortel? Entahlah kamu sempurna sore itu. Gemericik hujan. Salah satu bulirnya menyambar pipiku. Terkesiap dan sadar, mukaku sudah menghujam meja ini selama beberapa menit. Kantuk, lelah dan rindu berkumpul dan bersekte.Jika terlanjur, mungkin ini akan menjadi bahasan tentang mimpi dan bunga-bunga yang lain. Bukan tentang meredeemm hati. Terimakasih bulir hujan.

Amatory

Butuh crayon warna-warna surga untuk melukis tentang suatu malam. Butuh berlembar-lembar lontar untuk menjabarkan suatu malam kedalam sketsa-sketsa sederhana nan rumit. Dan butuh membalik hati dan otak untuk berdwifungsi mempolakan peran dan pengadegan tentang suatu malam. Suatu malam. Hanya suaranya yang bercericau tentang dedaunan yang jatuh dari rindangnya pepohonan langit. Membentuk gumuk dan hamparan yang lembut ketika melontarkan tubuh dan terhempas diatasnya. Ini bukan perkara berkhianat kepada indahnya pagi hari. Tapi restrukturisasi romantisme yang mumpuni dari suatu malam.

Menjadi Kamu

Yap! Kamu sebatas manusia. Tidak ada yang lebih atau menonjol darimu. Tapi kamu punya hak untuk menentukan sendiri jalan mana yang patut untuk kamu perjuangkan. Itu yang membuatmu tetap eksis. Jati diri itu adalah benda mahal. Mungkin datangnya bisa sewaktu waktu selepas lelah dalam pencariannya. Kerterjabakkan dan sejenisnya adalah perihal pembelajaran diri. Bagaimana untuk bisa lolos dari itu semua. Dan menciptakan sendiri kemerdekaan berpikir, berpolah dan berpoligami kreativitas menghadapi hidup.