Butuh crayon warna-warna surga untuk melukis tentang suatu malam. Butuh berlembar-lembar lontar untuk menjabarkan suatu malam kedalam sketsa-sketsa sederhana nan rumit. Dan butuh membalik hati dan otak untuk berdwifungsi mempolakan peran dan pengadegan tentang suatu malam.
Suatu malam. Hanya suaranya yang bercericau tentang dedaunan yang jatuh dari rindangnya pepohonan langit. Membentuk gumuk dan hamparan yang lembut ketika melontarkan tubuh dan terhempas diatasnya. Ini bukan perkara berkhianat kepada indahnya pagi hari. Tapi restrukturisasi romantisme yang mumpuni dari suatu malam.
Inilah laju percepatan hormonal asmara. Melibas, berkelok dan membentuk patern-patern yang tak terdeskripsi oleh mata naturalis. Karena bukan lagi bahasan imajiner atau symposium fancy melowdrama. Tapi inilah fusi yang terbungkus dalam suatu malam.
Maka jiwa, batin dan cintaku siap membangkai didalam hatimu!
Suatu malam. Hanya suaranya yang bercericau tentang dedaunan yang jatuh dari rindangnya pepohonan langit. Membentuk gumuk dan hamparan yang lembut ketika melontarkan tubuh dan terhempas diatasnya. Ini bukan perkara berkhianat kepada indahnya pagi hari. Tapi restrukturisasi romantisme yang mumpuni dari suatu malam.
Inilah laju percepatan hormonal asmara. Melibas, berkelok dan membentuk patern-patern yang tak terdeskripsi oleh mata naturalis. Karena bukan lagi bahasan imajiner atau symposium fancy melowdrama. Tapi inilah fusi yang terbungkus dalam suatu malam.
Maka jiwa, batin dan cintaku siap membangkai didalam hatimu!
pantess bauu, ternyata ada bangkai
ReplyDeletepipit pito likes this
ReplyDeletesak karepmu..!
ReplyDelete