Mari kita saru. Ramekan saru dengan kesaruan yang jangan dibuat jujur. Lepaskan saja dari mulutmu ucapkan dengan lafal yang jelas dan nikmati kebebasan itu. Ini bukan saru untuk mengeruk dosa dan menerapkan pelanggaran tabuisme yang acapkali dijejalkan oleh pendahulu kita (bus kota, becak dan badak terbang) . Melainkan saru ini dalam konteks yang lain. Konteks untuk mencapai satu kesapakatan, paseduluran itu indah. Dan saru salah satu medianya. Tapi bentar dulu. Bukan berarti kalo tidak saru atau masih menghormati kewajaran tutur kata. Terus susah untuk menjalin paseduluran. Tidak ini bukan membuat sekat saru. Terus meniadakan kawan yang memang tidak pingin saru. Bahkan akan selalu dihormati kawan-kawan yang punya prinsip seperti itu. Namun jangan ada ceramah diantara saru dan tidak saru. Itu yang tidak seru.