Skip to main content

Cinta itu Cantik

Belum juga ayam jantan ambil suara di pagi hari. Matamu sudah jelalatan meraih mukena, setelah raut mukamu merona tersadar oleh percik air wudlu. Kamu gelar sajadah. Sebentar saja dialogmu dengan Tuhan lancar bergulir.

Pagi kian merunduk di ujung-ujung dedaunan pohon Asem Londo. Mengkonversi energinya menjadi embun yang tergulir, jatuh menyegarkan bumi. Langkah kantukmu membawamu ke meja biasa kamu mengukir nasib dan merencanakan masa depan. Buku-buku berserakan. Alat tulis terberai tak beraturan. Lembaran kertas tercecer memenuhi separuh meja dan ruangan itu.


Satu persatu kamu punguti dan tata rapi lalu kamu kemas ke dalam tas. Tak luput kebutuhanmu bertempur dimedan nasib, rampung sudah. Menghela nafas, ketika semua rapi dan bersih. Semua sudah kamu benahi semua sudah kamu siapkan.

Tak ubahnya perempuan biasa, perempuan kebanyakan. Tidak ditemui kontaminasi dewa dewi atau aparatur langit. Tak ubahnya sejenismu yang lain, berdaging, bernyawa, berakal, berhati dan punya banyak cinta.

Yah cinta. Kamu selalu suka bicara cinta. Entah melalui peluh, entah lewat transformasi keyakinan, entah terbentur degradasi kepercayaan namun sering cintamu datang dari tetes embun dimatamu. Karena cinta juga, kamu relakan waktumu menua dijemput nasib peradaban dan menghidupi hidup. Bukan hidupmu saja yang kamu rangsang kehidupannya. Namun hidup yang lain. Kehidupan orang-orang yang kamu cintai. Mereka..

Gelayut dedaunan menari disela dansa desir angin pagi. Matahari kian merayap di dinding cakrawala. Geliat kota meringsek menghantam para pemujanya untuk segera bertempur satu lawan satu.

Tas sudah kamu jinjing. Bajumu sederhana, balutan menawan dan elok pas di tubuhmu. Semerbak wangi melambung berbaur udara gersang. Di atas motor kamu terdiam. Bukan merapal doa. Tapi mencoba menerka-nerka senyum yang memparasi raut mukamu. Lirih kamu berkata.

"Aku bahagia.."

Comments

Post a Comment

HALLLOOWW!!!

Popular posts from this blog

Cara Mengenali Ayam Kate Ceper Dengan Mudah

Cara mengenali ayam kate ceper dengan mudah . Bagi yang sudah berpengalaman memilihara ayam kate , tentu saja merupakan suatu hal yang mudah untuk mengenali ayam kate ceper. Namun bagi yang baru saja tertarik dengan ayam kate, tentu saja sering terjadi kesalahpahaman mengenai ayam kate ceper. Ceper identik dengan suatu hal yang pendek atau hampir menyentuh tanah. Begitu pula dengan ayam kate. Ceper melekat pada ayam kate dengan ukuran kaki yang sangat pendek. Pendek kaki ayam kate ceper adalah 3cm, yaitu dihitung dari tumit bagian belakang sampai dengan telapak kaki ayam tersebut. Yang kedua adalah dengan sekilas saja. Body atau tubuh ayam kate ceper cenderung hampir menyentuh tanah. Apalagi ketika mereka berjalan. Sangat terlihat sekali ayam kate ceper berjalan seperti merayap diatas tanah. Untuk lebih jelasnya berikut video tentang Ayam Kate Ceper di Kandang Temblok Menceng Jogja.

BUABI!

BABI! Wah kata yang satu ini emang, kudu, musti, harus, wajib, a must, dihindari. Apalagi dengan artikulasi yang tegas, jelas, lugas dan kecampur sedikit emosi yang gak pada tempatnya(emang emosi ngeliat tempat?). Kenapa? Nama binatang ngaten loh! dilontarkan ke muka orang. mending kalo kupu2, kunang2, siput laut to merak. Lha ini Babi yang notabene, terkait dengan hal2 yang jorok (bagi yang ngebayangin seperti itu), Haram (bagi yang memberlakukan seperti itu) dan struktur wajah yang gak banget (bagi yang beranggapan seperti itu). Heran, ternyata umpatan BABI masih ada ya. Apa masih jadi TOP LIST PISUHAN a.k.a. UMPATAN sepanjang masa? Buatku sih gak jadi soal, lha wong masih sesama makhluk hidup. BWAKAKAKKAKAK!! Tapi buatku bukan masalah ngumpatnya. Tapi kenapa harus BABI! Kenapa gak sendok, piring, lap meja, cangkul, to ganjal ban. Kan masih banyak tuh apa yang disebut benda. Yang gak bernyawa. Yang bukan karyaNYA. PISS! Tapi ada gak sih yg ngumpat SENDOK LO! DASAR SANDAL JEPIT! Jaran...

Sadness Is My Radar

Terlalu lama aku menunggumu membawa pisang goreng. Sesuai kesepakatan kita, aku kopi dan kau pisang goreng. Lalu lama kita akan bercengkrema di bangku ini. Namun ini sudah lebih dari jam 10 pagi. Kau tak kunjung datang. Biasanya langkahmu kau seiiringi dengan cericau lagu lihat kebunku, walo kacau tapi asik di kala pagi. Namun... tetaplah namun... belum selesai..