Mendapati teman tersungkur, ku bergegas turun dari sepeda motorku dan berlari menghampirinya. Teman itu tertindih motor, sempat ku lihat denga mata kepalaku sendiri, motor yang dia kendari oleng setelah melewati polisi tidur. Ku angkat motor tersebut, dibantu oleh seorang bapak yang kebetulan lewat dijalan itu. Barang-barang yang dibawa oleh si teman itu berhamburan. Beberapa nampak rusak karena terlindas motornya sendiri. Lainnya nampak utuh namun tergerai bungkusnya.
Teman itu mengaduh, celanan jean sobek tepat di lutut dan tulang keringnya. Darah seger nampak merembas keluar dari kulitnya yang sobek. Saat dipapah ke tepian jalan, si teman nampak terseok. Sulit untuk kakinya menopang tubuhnya sendiri. Ku rebahkan tubuhnya beralas rumput tepian jalan. Sembari memeriksa luka yang ada dilutut dan tulang keringnya. Si Bapak yang sedari tadi ikut menolong, mencoba mencari tau keadaan si teman dan luka yang dirasakannya, apakah di lutut dan tulang kering saja atau memang masih ada luka lain yang belum diketahui.
Tak begitu lama, tempat itu begitu rame. Semua kasihan dengan apa yang dialami si teman. Beberapa orang berinisiatif menelpon ambulan, sedangkan seorang ibu nampak tergopoh2 membawa kota P3Knya.
Yah, ini sekian kalinya polisi tidur itu memakan korban. Dulu seorang pemuda nyaris tewas setalah melewati polisi tidur yang entah sengaja atau tidak polisi tidur itu terlalu tinggi dan lengkungnya terlalu tajam. Serta memang kalo dimalam hari suka tidak terlihat karena lampu jalan terangnya tidak sampai ke polisi tidur tersebut.
Dulu polisi tidur itu dibuat, setelah warga merasa terganggu dengan ulah beberapa kaum muda yang ugal-ugalan ketika mengendarai sepeda motor mereka. Dengan suara bising dan meraum-raum disusul dengan tingkah kebut-kebutan yang juga membahayakan orang lain disekitarnya.
Namun ketika polisi tidur itu selesai diresmikan. Masalah kebut-kebutan pelan namun pasti terselesaikan. Namun masalah lain muncul yaitu karena tidak dirancang dan dibangun dengan perhitungan yang matang dan memperhatikan kepentingan-kepentingan yang lainnya, sekarang satu lagi korban jatuh disebabkan oleh polisi tidur tersebut.
Semoga bisa menjadi pembelajaran, bahwa sesuatu perlu diperhitungkan guna baik dan buruknya.
Teman itu mengaduh, celanan jean sobek tepat di lutut dan tulang keringnya. Darah seger nampak merembas keluar dari kulitnya yang sobek. Saat dipapah ke tepian jalan, si teman nampak terseok. Sulit untuk kakinya menopang tubuhnya sendiri. Ku rebahkan tubuhnya beralas rumput tepian jalan. Sembari memeriksa luka yang ada dilutut dan tulang keringnya. Si Bapak yang sedari tadi ikut menolong, mencoba mencari tau keadaan si teman dan luka yang dirasakannya, apakah di lutut dan tulang kering saja atau memang masih ada luka lain yang belum diketahui.
Tak begitu lama, tempat itu begitu rame. Semua kasihan dengan apa yang dialami si teman. Beberapa orang berinisiatif menelpon ambulan, sedangkan seorang ibu nampak tergopoh2 membawa kota P3Knya.
Yah, ini sekian kalinya polisi tidur itu memakan korban. Dulu seorang pemuda nyaris tewas setalah melewati polisi tidur yang entah sengaja atau tidak polisi tidur itu terlalu tinggi dan lengkungnya terlalu tajam. Serta memang kalo dimalam hari suka tidak terlihat karena lampu jalan terangnya tidak sampai ke polisi tidur tersebut.
Dulu polisi tidur itu dibuat, setelah warga merasa terganggu dengan ulah beberapa kaum muda yang ugal-ugalan ketika mengendarai sepeda motor mereka. Dengan suara bising dan meraum-raum disusul dengan tingkah kebut-kebutan yang juga membahayakan orang lain disekitarnya.
Namun ketika polisi tidur itu selesai diresmikan. Masalah kebut-kebutan pelan namun pasti terselesaikan. Namun masalah lain muncul yaitu karena tidak dirancang dan dibangun dengan perhitungan yang matang dan memperhatikan kepentingan-kepentingan yang lainnya, sekarang satu lagi korban jatuh disebabkan oleh polisi tidur tersebut.
Semoga bisa menjadi pembelajaran, bahwa sesuatu perlu diperhitungkan guna baik dan buruknya.
gimana ya? kalo melihat dampaknya seperti itu, bisa nggak polisi tidurnya dibuat jangan terlalu tinggi?
ReplyDeletePolisi tidur hanyalah "EGOISME" dalam bentuk yang lain. Kadang bukan karena kasus tapi karena ego orang2 yang bikin saja
ReplyDeleteSaya palaing nggak setuju kalau jalan bagus dibikin tidak bagus
mending yang kebut2tan di"kamplengi" daripada orang yang tidak bersalah jadi korban