Skip to main content

Ayam Kate dan Nutrisi Blog

Lokal Spesial
Terlalu lama Blog Senoaji ditinggal pemiliknya. Biasalah melacur dijejaring lain. Bahkan terlalu nyaman disana. Herannya lagi semacam hilang rindu untuk nge-blog. Tapi lebih baik sekali-kali daripada lenyap sama sekali.

Ohh iya.. baru saja dibisiki, kalo ternyata si pemilik Blog Senoaji ini lagi gemar memelihara ayam. Ayam Kate khususnya. Katanya lagi, ini hobi lama yang muncul kepermukaan lagi. Ya semacam nostalgi gitu. Gak tanggung-tanggung, sisa halaman rumahnya seluas 2x3 meter dia manfaatin untuk kandang. Gak hanya satu atau dua ayam kate saja. Melainkan puluhan. Kebayang hebohnya kalo pas lagi paduan suara.




"Temblok Menceng"
Tapi apa mau dikata, namanya juga hobi, yang paling utama adalah mencapai bahagia pada titik tertentu. Perkara protes tetangga, akibat berisiknya, itu urusan nanti. Toh hidup sekali harus horee, iya toh?!

Jika kedepannya Blog Senoaji lebih banyak ngobrolin ayam kate, itu karena kondisi otaknya yang sudah dikudeta sama si ayam kate. Siapa tau kedepannya Blog Senoaji tidak hanya membahas ayam kate saja tapi juga ayam hias yang lainnya. Siapa tau..

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengenali Ayam Kate Ceper Dengan Mudah

Cara mengenali ayam kate ceper dengan mudah . Bagi yang sudah berpengalaman memilihara ayam kate , tentu saja merupakan suatu hal yang mudah untuk mengenali ayam kate ceper. Namun bagi yang baru saja tertarik dengan ayam kate, tentu saja sering terjadi kesalahpahaman mengenai ayam kate ceper. Ceper identik dengan suatu hal yang pendek atau hampir menyentuh tanah. Begitu pula dengan ayam kate. Ceper melekat pada ayam kate dengan ukuran kaki yang sangat pendek. Pendek kaki ayam kate ceper adalah 3cm, yaitu dihitung dari tumit bagian belakang sampai dengan telapak kaki ayam tersebut. Yang kedua adalah dengan sekilas saja. Body atau tubuh ayam kate ceper cenderung hampir menyentuh tanah. Apalagi ketika mereka berjalan. Sangat terlihat sekali ayam kate ceper berjalan seperti merayap diatas tanah. Untuk lebih jelasnya berikut video tentang Ayam Kate Ceper di Kandang Temblok Menceng Jogja.

BUABI!

BABI! Wah kata yang satu ini emang, kudu, musti, harus, wajib, a must, dihindari. Apalagi dengan artikulasi yang tegas, jelas, lugas dan kecampur sedikit emosi yang gak pada tempatnya(emang emosi ngeliat tempat?). Kenapa? Nama binatang ngaten loh! dilontarkan ke muka orang. mending kalo kupu2, kunang2, siput laut to merak. Lha ini Babi yang notabene, terkait dengan hal2 yang jorok (bagi yang ngebayangin seperti itu), Haram (bagi yang memberlakukan seperti itu) dan struktur wajah yang gak banget (bagi yang beranggapan seperti itu). Heran, ternyata umpatan BABI masih ada ya. Apa masih jadi TOP LIST PISUHAN a.k.a. UMPATAN sepanjang masa? Buatku sih gak jadi soal, lha wong masih sesama makhluk hidup. BWAKAKAKKAKAK!! Tapi buatku bukan masalah ngumpatnya. Tapi kenapa harus BABI! Kenapa gak sendok, piring, lap meja, cangkul, to ganjal ban. Kan masih banyak tuh apa yang disebut benda. Yang gak bernyawa. Yang bukan karyaNYA. PISS! Tapi ada gak sih yg ngumpat SENDOK LO! DASAR SANDAL JEPIT! Jaran...

Sadness Is My Radar

Terlalu lama aku menunggumu membawa pisang goreng. Sesuai kesepakatan kita, aku kopi dan kau pisang goreng. Lalu lama kita akan bercengkrema di bangku ini. Namun ini sudah lebih dari jam 10 pagi. Kau tak kunjung datang. Biasanya langkahmu kau seiiringi dengan cericau lagu lihat kebunku, walo kacau tapi asik di kala pagi. Namun... tetaplah namun... belum selesai..