Lututnya terkelupas. Beradu dengan pelataran berkerikil. Darah pun menetes. Gadis kecil itu sesenggukan. Menahan rasa sakit.
Ini sudah larut malam, tak seharusnya seorang gadis kecil berlarian, bermain di halaman rumah, sendiri. Tapi ini tentang usaha tanpa ampun. Tak kan berhenti sebelum kunang-kunang itu dalam genggamannya. Tidak menghiraukan teriakkan ibunya. Untuk segera masuk ke dalam rumah, cuci kaki, ganti baju dan pergi tidur.
Rasa ngilu dan sakit karena lututnya yang terkelupas tak dihiraukan lagi. Gadis kecil itu bangkit. Dan melangkah mendekati kunang-kunang yang hinggap disalah satu dahan.
Pelan dan pasti langkah mungil kakinya mengendap-endap mendekati kunang-kunang tersebut. Jarak kian berkurang. Mata terpicing, menerkam daya tarik mangsanya yang mempesona. Tubuhnya merunduk sedemikian rupa.
Mengurangi suara derit kaki yang beradu dengan rerumputan. Dijulurkan tangan kirinya. Tenang dan pasti. Dan.. Kunang-kunang terbang. Dan hinggap jauh didedaunan semak belukar pinggir jalan.
Beberapa hari yang lalu. Si gadis kecil termangu menatap keluar dari jendela yang tertutup rapat. Malam dan segala pernak-perniknya hanya bisa dinikmati dibalik kaca jendela kamarnya.
Malam ini tidak ada pesta ulang tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Di umurnya yang menginjak 10 tahun, gadis kecil harus berdamai dengan keadaan, bahwa bapaknya yang biasa bercerita tentang keajaiban kunang-kunang sebelum tidur, harus tidur di rumah tempat orang-orang sakit.
Ya malam itu tidak ada cerita kunang-kunang dari si bapak.
"Kelak kau akan melihat dan menangkapnya anakku, jika hatimu benar-benar menginginkanya"
"Kunang-kunang! Kunang-kunang!"
Teriak gadis kecil dari dalam kamarnya. Mendekat ke kaca jendela dan menempelkan telapak tangannya mencoba menjamah kunang-kunang yang hinggap di kaca jendela itu.
Semak belukar itu tumbuh subur di pinggir jalan didepan pelataran rumah. Dengan langkah pincang gadis kecil mengendap-endap mendekati sasarannya. Kali ini si gadis kecil akan lebih berhati-hati. Lebih tenang dan tanpa ragu. Karena kunang-kunang itu harus bisa ditangkap dan masuk ke dalam toples dan dipamerkan ke bapaknya yang masih tidur di rumah orang-orang sakit. Kemudian..
"Akhirnya ku tangkap juga dirimu.. hei jangan kau berontak"
Gadis kecil itu tersenyum bahagia. Dibelai kunang-kunang itu. Ditaruh dipundaknya. Ditaruh diatas kepalanya. Dan sesekali dilepaskan dari genggaman si gadis kecil. Namun kunang-kunang kembali hinggap di tubuh si gadis kecil.
Mendadak dari kejauhan tanpa disadari oleh si gadis kecil. Dari arah yang berlawanan melaju cepat mobil dengan kecepatan penuh. Cahaya lampu mobil menerpa wajah si gadis kecil. Melihat itu si sopir menginjak rem sekuat tenaga. Jarak antara mobil dan gadis kecil kian dekat. Mobil tak mampu lagi dikendalikan. Dan...
"Kau lihat itu?!"
"Iii yaa.. aku lihat itu.."
Kedua orang didalam mobil itu saling bertatapan. Wajah mereka pucat pasi. Terbata-bata dan tubuh bergetar, dingin dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lalu pelan mereka keluar dari pintu mobil. Dan melihat keatas. Ratusan kunang-kunang yang bergerombol terbang menjauh dari tempat itu.
Ini sudah larut malam, tak seharusnya seorang gadis kecil berlarian, bermain di halaman rumah, sendiri. Tapi ini tentang usaha tanpa ampun. Tak kan berhenti sebelum kunang-kunang itu dalam genggamannya. Tidak menghiraukan teriakkan ibunya. Untuk segera masuk ke dalam rumah, cuci kaki, ganti baju dan pergi tidur.
Rasa ngilu dan sakit karena lututnya yang terkelupas tak dihiraukan lagi. Gadis kecil itu bangkit. Dan melangkah mendekati kunang-kunang yang hinggap disalah satu dahan.
Pelan dan pasti langkah mungil kakinya mengendap-endap mendekati kunang-kunang tersebut. Jarak kian berkurang. Mata terpicing, menerkam daya tarik mangsanya yang mempesona. Tubuhnya merunduk sedemikian rupa.
Mengurangi suara derit kaki yang beradu dengan rerumputan. Dijulurkan tangan kirinya. Tenang dan pasti. Dan.. Kunang-kunang terbang. Dan hinggap jauh didedaunan semak belukar pinggir jalan.
Beberapa hari yang lalu. Si gadis kecil termangu menatap keluar dari jendela yang tertutup rapat. Malam dan segala pernak-perniknya hanya bisa dinikmati dibalik kaca jendela kamarnya.
Malam ini tidak ada pesta ulang tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Di umurnya yang menginjak 10 tahun, gadis kecil harus berdamai dengan keadaan, bahwa bapaknya yang biasa bercerita tentang keajaiban kunang-kunang sebelum tidur, harus tidur di rumah tempat orang-orang sakit.
Ya malam itu tidak ada cerita kunang-kunang dari si bapak.
"Kelak kau akan melihat dan menangkapnya anakku, jika hatimu benar-benar menginginkanya"
"Kunang-kunang! Kunang-kunang!"
Teriak gadis kecil dari dalam kamarnya. Mendekat ke kaca jendela dan menempelkan telapak tangannya mencoba menjamah kunang-kunang yang hinggap di kaca jendela itu.
Semak belukar itu tumbuh subur di pinggir jalan didepan pelataran rumah. Dengan langkah pincang gadis kecil mengendap-endap mendekati sasarannya. Kali ini si gadis kecil akan lebih berhati-hati. Lebih tenang dan tanpa ragu. Karena kunang-kunang itu harus bisa ditangkap dan masuk ke dalam toples dan dipamerkan ke bapaknya yang masih tidur di rumah orang-orang sakit. Kemudian..
"Akhirnya ku tangkap juga dirimu.. hei jangan kau berontak"
Gadis kecil itu tersenyum bahagia. Dibelai kunang-kunang itu. Ditaruh dipundaknya. Ditaruh diatas kepalanya. Dan sesekali dilepaskan dari genggaman si gadis kecil. Namun kunang-kunang kembali hinggap di tubuh si gadis kecil.
Mendadak dari kejauhan tanpa disadari oleh si gadis kecil. Dari arah yang berlawanan melaju cepat mobil dengan kecepatan penuh. Cahaya lampu mobil menerpa wajah si gadis kecil. Melihat itu si sopir menginjak rem sekuat tenaga. Jarak antara mobil dan gadis kecil kian dekat. Mobil tak mampu lagi dikendalikan. Dan...
"Kau lihat itu?!"
"Iii yaa.. aku lihat itu.."
Kedua orang didalam mobil itu saling bertatapan. Wajah mereka pucat pasi. Terbata-bata dan tubuh bergetar, dingin dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Lalu pelan mereka keluar dari pintu mobil. Dan melihat keatas. Ratusan kunang-kunang yang bergerombol terbang menjauh dari tempat itu.
cerito serem neh ki mesti
ReplyDeletekunang kunang apane kupu2 malam? sodaraan deh pasti ^__^
ReplyDeletespeechless
ReplyDeleteNovel apa cerpen? Bersambung ya....
ReplyDeleteIstimewa Paman.
ReplyDeleteYang begini coba kirim ke media massa dong.
Ujung2'x serem + tragis.. -_-
ReplyDelete