Skip to main content

Sepenggal Kisah Seorang Lelaki dan Kelaminnya

Suratmi sekarang hanya bisa meraung memeluk jasad suaminya. Jam tuju pagi ini Indarto meregang nyawanya. Kelaminnya membusuk oleh sipilis akut, komplikasi dengan diabetes. Itu vonis dokter setahun yang lalu.

Saat terbujur kaku, tubuh Indarto tak lagi dikerumuni lemak seperti saat dia membaptiskan anak bungsunya setahun juga sebelum di vonis dokter. Kurus, kering dan kelihatan tua.

Padahal empat hari yang lalu Indarto sengaja memesan Bakmi godok tanpa vetsin ke sukaan istrinya dan martabak manis ke sukaan si bungsu. Katanya, “Sekarang bapak ulang tahun, walaupun Galang minta ditraktir di Pizza Hut, dan belum bisa bapak penuhi, setidaknya martabak manis ini bisa menjadi pengganti..”. Galang, si bungsu mengangguk. Sebisanya memahami kondisi bapaknya. Suratmi tersenyum.

Empat hari yang lalu Indarto genap berusia 42 tahun. Perayaan ulang tahun sederhana itu, merupakan saat terkhir kalinya Indarto memeluk dan mencium kening si bungsu, Galang. Dan berujar mesra kepada Suratmi. “Aku akan sembuh, kelak, dan jika saat itu tiba, aku akan mengajak kamu, Indri dan Galang ke puncak Ketep. Kita piknik.” Indarto tersenyum.

Matanya nanar menatap iba Suratmi yang terpejam pulas. Tubuh kurus, kering itu tak lagi sehangat kemarin. Begitu dingin. Kaku.

Comments

  1. wew..... kelamin.. kelamin....
    makanya jgn diturutin tuh maunya si bujang.... hehhehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

HALLLOOWW!!!

Popular posts from this blog

Cara Mengenali Ayam Kate Ceper Dengan Mudah

Cara mengenali ayam kate ceper dengan mudah . Bagi yang sudah berpengalaman memilihara ayam kate , tentu saja merupakan suatu hal yang mudah untuk mengenali ayam kate ceper. Namun bagi yang baru saja tertarik dengan ayam kate, tentu saja sering terjadi kesalahpahaman mengenai ayam kate ceper. Ceper identik dengan suatu hal yang pendek atau hampir menyentuh tanah. Begitu pula dengan ayam kate. Ceper melekat pada ayam kate dengan ukuran kaki yang sangat pendek. Pendek kaki ayam kate ceper adalah 3cm, yaitu dihitung dari tumit bagian belakang sampai dengan telapak kaki ayam tersebut. Yang kedua adalah dengan sekilas saja. Body atau tubuh ayam kate ceper cenderung hampir menyentuh tanah. Apalagi ketika mereka berjalan. Sangat terlihat sekali ayam kate ceper berjalan seperti merayap diatas tanah. Untuk lebih jelasnya berikut video tentang Ayam Kate Ceper di Kandang Temblok Menceng Jogja.

BUABI!

BABI! Wah kata yang satu ini emang, kudu, musti, harus, wajib, a must, dihindari. Apalagi dengan artikulasi yang tegas, jelas, lugas dan kecampur sedikit emosi yang gak pada tempatnya(emang emosi ngeliat tempat?). Kenapa? Nama binatang ngaten loh! dilontarkan ke muka orang. mending kalo kupu2, kunang2, siput laut to merak. Lha ini Babi yang notabene, terkait dengan hal2 yang jorok (bagi yang ngebayangin seperti itu), Haram (bagi yang memberlakukan seperti itu) dan struktur wajah yang gak banget (bagi yang beranggapan seperti itu). Heran, ternyata umpatan BABI masih ada ya. Apa masih jadi TOP LIST PISUHAN a.k.a. UMPATAN sepanjang masa? Buatku sih gak jadi soal, lha wong masih sesama makhluk hidup. BWAKAKAKKAKAK!! Tapi buatku bukan masalah ngumpatnya. Tapi kenapa harus BABI! Kenapa gak sendok, piring, lap meja, cangkul, to ganjal ban. Kan masih banyak tuh apa yang disebut benda. Yang gak bernyawa. Yang bukan karyaNYA. PISS! Tapi ada gak sih yg ngumpat SENDOK LO! DASAR SANDAL JEPIT! Jaran...

Sadness Is My Radar

Terlalu lama aku menunggumu membawa pisang goreng. Sesuai kesepakatan kita, aku kopi dan kau pisang goreng. Lalu lama kita akan bercengkrema di bangku ini. Namun ini sudah lebih dari jam 10 pagi. Kau tak kunjung datang. Biasanya langkahmu kau seiiringi dengan cericau lagu lihat kebunku, walo kacau tapi asik di kala pagi. Namun... tetaplah namun... belum selesai..